Konstruksi

Hubungan Aspal Bitumen Dengan AMP

Aspal Bitumen

Aspal bitumen adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung sulfur, klor, dan oksigen. Rasio persentasenya bervariasi. Bitumen didapat sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak bumi.

Bahan ini mempunyai beberapa kegunaan yaitu mengikat batuan supaya tidak lepas dari permukaan jalan karena lalu lintas, menjadi pelapis dan perekat agregat, dan pengisi ruang kosong antara agregat kasar, halus, dan filler.

Jenis-jenis Aspal Bitumen

Aspal terdiri dari beberapa jenis yaitu:

  1. Aspal Alam
    Berdasarkan kekerasannya, aspal alam dapat berupa batuan, plastis, dan cair. Sementara dari bahan penyusunnya ada aspal murni, ada pula yang bercampur dengan mineral. Aspal alam merupakan jenis aspal yang terbentuk dari fraksionasi alami minyak bumi dalam tempo yang sangat panjang. Biasanya aspal alam berbentuk batuan sehingga disebut batuan aspal.
  2. Aspal Buatan
    Jenis aspal buatan dibuat dari pengolahan minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis aspal buatan antara lain:
    – Aspal keras, biasanya digunakan untuk membuat jalan, jenis-jenisnya mulai dari aspal penetrasi rendah 40/55 untuk jalan dengan volume lalu lintas tinggi atau daerah iklim panas, penetrasi rendah 60/70 untuk jalan dengan lalu lintas sedang, aspal penetrasi tinggi 80/100 untuk lalu lintas sedang atau rendah dengan iklim dingin, aspal penetrasi tinggi 100/110 untuk jalan dengan lalu lintas rendah di iklim dingin. 
    – Aspal cair, digunakan untuk lapis resap pengikat atau prime coat.
    – Aspal emulsi,
  3. Ter
    Aspal yang mempunyai kandungan bitumen 50% dari bahan organik seperti kayu dan batubara.
  4. Aspal Minyak
    Aspal minyak berasal dari industri kilang minyak. Aspal dari kilang minyak mentah disebut residual bitumen, straight bitumen, atau stream refined bitumen.
    Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah diperoleh dari proses destilasi minyak bumi dengan penyulingan. Penyulingan tersebut dilakukan hingga suhu 350 derajat Celcius di bawah tekanan atmosfer untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gasoline dan kerosene.
Aspal

Asphalt Mixing Plant (AMP)

Asphalt mixing plant/AMP merupakan perangkat alat-alat tempat agregat dipanaskan, dikeringkan, dan dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran aspal yang memenuhi ketentuan. AMP bisa berada di lokasi sementara dan berpindah-pindah ataupun di tempat permanen.

Dengan kata lain Asphalt Mixing Plant merupakan lokasi untuk memproduksi maerial aspal seperti halnya pembuatan beton ready mix yaitu di batching plant

Dilihat dari jenis cara memproduksi, ada beberapa jenis AMP yaitu AMP jenis takaran, jenis drum pencampur, dan jenis menerus. Akan tetapi secara umum AMP dibedakan menjadi jenis takaran dan jenis drum pencampur.

Perbedaan utama keduanya ialah dalam hal kelengkapan dan proses kerja. Pada AMP timbangan, komposisi bahan dalam campuran beraspal ditentukan berdasarkan berat masing-masing, sedangkan AMP pencampur drum komposisinya ditentukan berdasarkan berat bahan diubah ke dalam satuan volume atau aliran berat per satuan waktu.

AMP biasa digunakan pada proyek jalan yang memerlukan hotmix dalam jumlah besar. Pasalnya membangun AMP diperlukan peralatan biaya cukup besar, harus diperhitungkan untung ruginya membangun AMP. Jika kebutuhan tidak terlalu banyak, lebih baik membeli hotmix yang sudah siap digunakan.

Untuk proyek jalan, biasanya digunakan AMP jenis takaran. Kapasitas produksinya rata-rata maksimal 50 ton per jam.

Asphalt Mixing Plant (AMP)

Bagian-bagian AMP

  1. Ketel merupakan tempat penyimpanan aspal sebelum dipanaskan hingga mencair.
  2. Cold bin, untuk menampung agregat material dari berbagai fraksi, biasanya terdapat 4 bin dengan pintu bukaan masing-masing untuk mengatur komposisi material.
  3. Hot bin, untuk menampung agregat panas yang telah lolos dari saringan panas.
  4. Hopper, untuk menimbang berat agregat panas dari hot bin.
  5. Cold elevator, untuk membawa agregat dingin dari cold bin.
  6. Hot Elevator, bagian ini berfungsi membawa agregat panas yang keluar dari silinder pengering menuju ke saringan panas untuk dipisahkan sesuai ukuran agregat masing-masing.
  7. Silo, silinder vertikal untuk menyimpan campuran aspal untuk menghindari oksidasi yang menyebabkan campuran menjadi keras.
  8. Feeder, berfungsi memasok agregat dari bin dingin menuju pengering.
  9. Filler storage untuk menampung bahan pengisi sebelum diolah menjadi aspal hotmix.
  10. Belt Conveyor, untuk memasok agregat dari cold bin.

Selain bagian di atas, ada juga pugmill, burner, air lock damper, timer, drum dryer, vibrator, dust collector, cold bin gate, screen, hot screen, weight bin, thermostat, dan timbangan serta asphalt control unit.

Demikian informasi mengenai kaitannya Asphalt Mixing Plant (AMP) dengan bitumen aspal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *